Cara Membuat Kuesioner Skala Likert di Google Form
Halo Sobat! Pernah dengar tentang Skala Likert atau mencoba membuat kuesioner di Google Form? Kalau belum, tenang aja, karena kita bakal bahas semuanya di sini!
Penasaran bagaimana cara Membuat Kuesioner Skala Likert di Google Form yang efektif dan gampang dianalisis? Nah, kamu berada di tempat yang tepat!
Artikel ini bakal jadi panduanmu dalam bikin kuesioner Skala Likert di Google Form. Mulai dari apa itu Skala Likert, plus kelebihan, kekurangan, sampai cara bikin dan analisis kuesionernya akan kita bahas!
Setelah baca ini, Sobat bakal jago bikin kuesioner Skala Likert! Jadi, yuk, kita mulai petualangan pengetahuan tentang bikin kuesioner Skala Likert di Google Form.
Apa Itu Skala Likert?
Hei, teman-teman! Udah denger tentang Skala Likert? Ini kayak superhero dalam dunia riset, lho. Kita bakal bahas lebih detail. Jadi, siap-siap ya!
Skala Likert ini diciptain sama psikolog bernama Rensis Likert pada tahun 1932. Dia bikin ini biar kita bisa mudah ukur sejauh mana orang setuju atau nggak sama suatu pernyataan.
Jadi, gampangnya, Skala Likert ini bisa dipake buat tahu pendapat orang tentang sesuatu. Keren, kan?
Nah, gimana cara kerjanya? Yuk, kita lihat dalam bentuk listicle biar lebih seru:
- Pilih Pernyataan: Pertama, kita punya pernyataan yang mau kita ukur pendapat orang tentangnya. Misalnya, “Saya suka makan nasi goreng.” Nah, itu pernyataan yang bakal kita kasih ke orang buat dinilai.
- Tentukan Skala: Terus, kita tentuin skala penilaian. Biasanya, skala yang dipake mulai dari 1 sampai 5 atau 1 sampai 7, di mana 1 artinya “Sangat Tidak Setuju” dan 5 atau 7 artinya “Sangat Setuju”.
- Berikan Pernyataan ke Responden: Lalu, kasih pernyataan itu ke responden dan minta mereka kasih penilaian sesuai dengan Skala Likert yang udah ditentuin.
- Analisis Jawaban: Nah, setelah semua responden ngasih penilaian, kita bisa analisis jawabannya buat tahu seberapa banyak yang setuju atau nggak sama pernyataannya.
Gampang banget, kan? Dengan Skala Likert, kita bisa tahu lebih detail pendapat orang tentang sesuatu. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kita coba pakai Skala Likert di riset kita selanjutnya!
Kelebihan dan Kekurangan Skala Likert
Hai, Sobat semua! Sudah kenalan dengan superhero riset, Skala Likert, kan? Sekarang, ayo kita kenali lebih dekat kelebihan dan kekurangan pahlawan ini.
Kelebihan Skala Likert
Skala Likert ini jadi favorit para peneliti karena banyak banget kelebihannya. Yuk, kita intip beberapa poinnya:
- Mudah Dipahami: Skala Likert ini simpel banget, gaes. Orang yang baru pertama kali lihat pun bisa langsung paham cara kerjanya. Jadi, kamu gak perlu pusing mikirin cara menjawab pertanyaannya.
- Flexibel: Kita bisa gunakan Skala Likert ini untuk berbagai jenis pernyataan, baik itu yang bersifat subjektif maupun objektif. Asal bisa diukur sejauh mana setuju atau tidak setujunya, Skala Likert siap beraksi!
- Hasil yang Detail: Dengan Skala Likert, kita bisa dapat data yang detail tentang pendapat responden. Gak cuma tahu setuju atau tidak, tapi sejauh mana tingkat setuju atau tidak setuju mereka.
Nah, udah tahu kan kelebihannya? Tapi, tunggu dulu, seperti yang kita tahu, setiap superhero punya kelemahannya, termasuk Skala Likert ini. Yuk, kita intip apa saja kekurangannya.
Kekurangan Skala Likert
Skala Likert ini memang bagus, tapi gak luput dari kelemahan juga, lho. Yuk, kita lihat:
- Bias Kesepakatan: Kadang, responden cenderung menjawab di tengah-tengah skala atau memilih opsi yang ‘aman’. Ini bisa bikin data kita kurang akurat, nih.
- Tak Bisa Menangkap Nuansa: Skala Likert ini cenderung hitam putih, padahal kita tahu kan, pendapat seseorang bisa jadi abu-abu. Ini bisa membuat Skala Likert belum bisa menangkap nuansa seperti itu.
- Tak Semua Pertanyaan Cocok: Meskipun ciamik, tapi Skala Likert belum tentu cocok dipakai untuk semua jenis pertanyaan.
Jadi, meskipun gak sempurna, Skala Likert tetap jadi alat yang penting dalam dunia penelitian, ‘kan? Asalkan kita paham kapan dan bagaimana cara menggunakannya, Skala Likert ini pasti bakal jadi teman yang baik dalam riset kita. Seru, ‘kan? Yuk, kita coba!